Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Klaim Landai Angka Kasus Harian Covid-19, Angka itu Mengelabui Kita

Jumat, 23 Juli 2021 11:34 WIB

Iklan

Pemerintah klaim kasus harian Covid-19 mulai melandai. Lalu mengapa pendiri LaporCovid-19 mengatakan bahwa angka itu tak ada artinya?

Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat sejak 3 Juli lalu. Kebijakan ini pun diperpanjang hingga 25 Juli. Targetnya, angka penularan bisa turun hingga di bawah 10 ribu per hari dan angka positivity rate menurun di bawah 10 persen.

Namun, hingga Rabu, 21 Juli 2021, angka penambahan kasus harian masih di atas 30 ribu dengan positivity rate mencapai 42 persen. Selain itu, pemerintah menargetkan testing dilakukan 324 ribu per hari di Jawa dan Bali. Realitanya, jumlah orang yang dites PCR per hari paling banyak hanya 122 ribu, itu pun angka secara nasional.

Meski begitu, Presiden Joko Widodo mengklaim angka kasus Covid-19 mulai melandai dalam beberapa hari terakhir.

Co-Founder LaporCovid-19 Irma Hidayana mengatakan, klaim penurunan angka kasus Covid-19 harian itu tak ada artinya apabila jumlah testing ikut merosot. Tanpa ada testing yang masif, jumlah penularan Covid-19 dan kematian tak bisa ditaksir. 

“Kemarin jumlah tes sedikit sekali, hanya sekitar 65.000. Saya tidak lihat (data) antigen ya, saya lihat PCR dan TCM,” ujar Irma, Kamis, 22 Juli 2021.

Irma menduga, ada indikasi klaim penurunan jumlah kasus ini dibuat ‘kebetulan’ bersamaan dengan masa berakhirnya PPKM Mikro Darurat pada 20 Juli lalu. Pemerintah diduga ingin membangun citra bahwa pembatasan darurat berhasil menurunkan kasus positif Covid-19.

“Angka itu mengelabui kita seolah-olah kasus sudah turun. Padahal angka kasus turun karena testing juga turun,” ujar Irma.

Indonesia

Positivity rate: 42,28 persen

Jumlah tes

  • Pada 14-17 Juli 2021: 240 ribu spesimen dengan kasus harian rata-rata di atas 50 ribu
  • Pada 18-21 Juli 2021: 116.232 spesimen dengan kasus harian di bawah 35 ribu

Standar WHO

  • Positivity rate: maksimum 5 persen
  • Jumlah tes: 1 banding 1.000 penduduk per pekan, artinya Indonesia harus memeriksa sekitar 270 ribu orang per pekan

Kota/kabupaten yang diklaim tercapai 90 persen target testingnya:

  • Jakarta Pusat
  • Jakarta Selatan
  • Surakarta
  • Yogyakarta
  • Sumenep

Provinsi dengan BOR yang masih tinggi:

  • DI Yogyakarta
  • Bali
  • Jawa Timur

Data kematian akibat Covid-19 saat isolasi mandiri*: 2.313 jiwa

Provinsi dengan angka kematian tertinggi: Jakarta

Periode dengan angka tertinggi di Jakarta:

  • 29 Juni: 42 jiwa
  • 30 Juni: 50 jiwa
  • 13-14 Juli: 42 jiwa

Data angka kematian saat Isoman di Jakarta:

  • Berdasarkan LaporCovid19: 1.214 jiwa
  • Berdasarkan Dinas Kesehatan DKI: 1.161 jiwa

Angka kematian berdasarkan wilayah*:

  • Jakarta Timur: 403 jiwa
  • Jakarta Selatan: 289 jiwa
  • Jakarta Utara: 204 jiwa
  • Jakarta Pusat: 162 jiwa
  • Jakarta Barat: 156 jiwa

*) data LaporCovid19 mulai Juni-22 Juli

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO