Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjalanan Politik Perdana Menteri Malaysia Baru Anwar Ibrahim

Senin, 28 November 2022 08:00 WIB

Iklan

Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru

Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang menunjuk Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru menggantikan Ismail Sabri Yakoob, pada 24 November 2022. Ketua Pakatan Harapan ini akan menjabat sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia. 

Pemilu Malaysia yang digelar Sabtu lalu gagal memilih perdana menteri karena tidak ada partai memperoleh suara mayoritas. Partai-partai juga gagal membentuk koalisi, sehingga Raja Malaysia yang memutuskan siapa yang akan dipilih sebagai PM.

Profil

Nama Lengkap: Anwar Ibrahim

Kelahiran: Cherok Tok Kun, Penang, Malaysia, 10 Agustus 1947

Jejak Pendidikan:

  • Sek Melayu Sungai Bakap
  • Sek Melayu Cherok Tok Kun
  • Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam
  • Maktab Melayu Kuala Kangsar (1960)
  • Universitas Malaya Kuala Lumpur (1967)

Sejarah singkat perjalanan politik Anwar selama tiga dekade:

Latar Belakang dan Kebangkitan Politik

  • Anwar lahir pada 10 Agustus 1947. Dia mengukir namanya sebagai pemimpin pemuda Islam dengan demonstrasi anti-pemerintah yang menyoroti kondisi miskin di Malaysia utara pada pertengahan 1970-an.
  • Karir Anwar melejit di bawah Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang mengundangnya untuk bergabung dengan koalisi yang berkuasa, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), pada 1982.
  • Anwar menjadi menteri Keuangan dari 1991 dan wakil perdana menteri dari 1993. Dia dikenal sebagai pewaris Mahathir tapi berselisih dengan mentornya pada 1998.

Kejatuhan dan Penjara

  • Mahathir memecat Anwar pada September 1998. Anwar dinilai tidak layak menjadi pemimpin. Anwar ditangkap bulan itu setelah memimpin 30.000 pengunjuk rasa di ibu kota dan didakwa melakukan sodomi dan korupsi.
  • Anwar dipenjara selama enam tahun pada April 1999 karena penyalahgunaan kekuasaan dan menerima hukuman sembilan tahun kedua berturut-turut pada Agustus 2000 atas tuduhan sodomi.
  • Meskipun dibebaskan pada September 2004 setelah Pengadilan Federal Malaysia membatalkan tuduhan sodomi, dia masih dilarang mencari jabatan hingga April 2008.

Kembali ke Politik

  • Setelah kemenangan bersejarah dalam pemilihan umum Maret 2008 oleh Partai Keadilan Rakyat dan sekutunya, Anwar kembali ke parlemen sebagai pemimpin oposisi.
  • Hanya tiga bulan setelah diizinkan mencalonkan diri lagi, dia menghadapi tuduhan sodomi baru pada 29 Juni dan mencari perlindungan di kedutaan Turki, dengan mengatakan dia mengkhawatirkan nyawanya.

Hukuman Sodomi dan Penjara

  • Pada 2008, dituduh sodomi oleh seorang pembantu laki-laki, Anwar mengatakan tuduhan itu bertujuan untuk mencopotnya dari jabatan pemimpin oposisi.
  • Selama masa jabatan Perdana Menteri Najib Razak pada 2015, Anwar dipenjara karena sodomi untuk kedua kalinya.

Reuni dengan Mahathir

  • Anwar dan Mahathir mengubur kapak pada 2018 dan bersatu mengalahkan Barisan Nasional untuk pertama kalinya dalam sejarah Malaysia, di tengah kemarahan publik terhadap pemerintah atas skandal 1MDB bernilai miliaran dolar.
  • Mahathir berjanji untuk mencari pengampunan kerajaan untuk Anwar dan menyerahkan jabatan perdana menteri kepadanya jika koalisi berhasil.
  • Anwar diampuni dan dibebaskan dalam waktu seminggu setelah Mahathir memimpin koalisi oposisi meraih kemenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan umum.
  • Aliansi mereka runtuh kurang dari dua tahun kemudian karena pertikaian atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.

Kemenangan di 2022

  • Sejak awal, koalisi Pakatan Harapan Anwar diperkirakan akan mendapatkan bagian kursi terbesar, atau 35 persen, dalam pemilihan yang diperebutkan dengan ketat.
  • Tapi pemilu menyebabkan parlemen gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya selama akhir pekan. Koalisi Anwar memenangkan 82, atau 36,9 persen, kursi, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk mayoritas.
  • Anwar dan mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin masing-masing mengatakan mereka dapat membentuk pemerintahan dengan dukungan dari partai lain.
  • Raja Malaysia mengangkat Anwar sebagai perdana menteri setelah pertemuan khusus sesama sultan turun-temurun.

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO