Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Perbudakan di Indonesia

Kamis, 22 Desember 2022 08:00 WIB

Iklan

Belanda meminta maaf atas perbudakan di Indonesia di masa lalu.

Perdana Menteri Mark Rutte meminta maaf atas nama Negara Belanda karena perannya dalam perbudakan termasuk di Indonesia. Dia juga mengakui bahwa negara Belanda memikul tanggung jawab atas penderitaan besar yang ditimbulkan pada orang-orang dan keturunan yang diperbudak.

“Hari ini saya minta maaf. Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya telah mengaktifkan dan merangsang perbudakan dan mendapat untung darinya,” kata Rutte dalam pidato yang disiarkan secara nasional di Arsip Nasional Belanda, Senin, 19 Desember 2022.

Jejak Perbudakan di Indonesia

  • 1400-1700 Perbudakan menjadi sistem kerja yang sah karena orang-orang menyerahkan dirinya secara sukarela kepada penguasa sebagai bayaran atas utang.
  • 1700-1900 Belanda melanjutkan sistem perbudakan, bukan hanya untuk tenaga kerja, tetapi juga sebagai simbol status. 

Pekerjaan di masa perbudakan

  • Membangun istana atau tempat tinggal penguasa
  • Membabat hutan
  • Menghibur tetamu
  • Bekerja di perkebunan gula, kopi, dan tembakau
  • Bekerja di pertambangan
  • Pekerja rumah tangga

Dengan kekerasan

Lebih dari 600 ribu orang dari Afrika dan Asia, termasuk Indonesia diperdagangkan oleh Belanda. Mereka juga mengalami kekerasan fisik, mental, dan seksual yang ekstrem.

Pajak budak

Selain menikmati keringat orang-orang yang dipekerjakan sebagai budak, VOC Belanda juga mengais penghasilan dari pajak budak. VOC mengutip pajak untuk setiap budak yang diperjualbelikan oleh kalangan partikelir Eropa, Asia, Cina dan Arab.

Akhirnya resmi dilarang

Perbudakan akhirnya resmi dilarang oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1 Januari 1860. Penghapusan ini berawal dari pergerakan yang dibuat Thomas Raffles, The Java Benevolent Society.

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO




Grafis Terkait

    Grafis terkait tidak ada