Geoffrey Hinton memutuskan untuk mundur dari Google.
Geoffrey Hinton memutuskan untuk mundur dari Google. Bapak artificial intelligence (AI) itu menyampaikan pengundunduran dirinya melalui kicauan di laman Twitter pribadinya, Senin, 1 Mei 2023.
Profil
Lahir: London, Inggris, 6 Desember 1947
Kebangsaan: Inggris/Kanada
Pendidikan:
- Sarjana Psikologi Eksperimental di Cambridge pada tahun 1970,
- Doktor dalam Ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Universitas Edinburgh pada tahun 1978
Karir:
- Peneliti di University of Sussex
- Peneliti di University of California di San Diego, US
- Peneliti di Carnegie Mellon University
- Direktur pendiri Gatsby Charitable Foundation Computational Neuroscience di University College London
- Profesor di Carnegie Mellon University
- Peneliti di Google Brain dan University of Toronto
- Penasihat program Learning in Machines & Brains di Canadian Institute
Kekayaan: diperkirakan antara 5 - 10 juta dollar
Penghargaan:
- Medali Jubileum Berlian Ratu Elizabeth II pada tahun 2012
- Medali Nobel dalam ilmu komputer dan dianugerahi penghargaan Turing
- Anggota Royal Society
- Anggota Royal Society of Canada
- Anggota Asosiasi Linguistik Komputasi
- Anggota kehormatan luar negeri dari American Academy of Arts and Sciences dan National Academy of Engineering
- Mantan presiden Cognitive Science Society
- Gelar doktor kehormatan di Universitas of Edinburgh, University of Sussex, dan University of Sherbrooke
- Medali emas James Clerk Maxwell IEEE (2016)
- Medali emas Herzberg NSERC (2010)
Alasan Keluar dari Google
Geoffrey Hinton bekerja sebagai Distinguished Engineer di Google sejak 2012 sebelum akhirnya memutuskan untuk hengkang dari perusahaan multinasional tersebut.
Pada kicauannya di laman Twitter, Geoffrey menjelaskan alasan ia keluar dari Google bukan untuk mengkritik perusahan tersebut, tetapi agar ia dapat membicarakan AI dan bahayanya tanpa memberikan imbas pada Google.
Peringatan Hinton
Sebelum meninggalkan Google, Geoffrey mengingatkan bahaya kecerdasan buatan atau AI. Dalam wawancaranya dengan CBS News di bulan Maret lalu, ia menyampaikan bahwa AI bisa saja menghapus umat manusia dengan kecerdasannya. Menurut dia hal itu mungkin saja terjadi.
Pendapat tentang AI
Geoffrey memprediksi bahwa AI akan menjadi lebih cerdas daripada manusia dalam rentang 5 - 20 tahun mendatang. Namun, ia mengaku masih menelitinya. Sehingga pendapatnya mengenai AI mengambil alih pekerjaan manusia bisa saja salah.