Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serba-Serbi Utang dan Pembiayaan Utang Indonesia

Kamis, 25 Mei 2023 13:00 WIB

Iklan

Utang pemerintahan Jokowi terbesar.

Ekonom dari Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira memperkirakan beban utang pemerintah menembus Rp 500 triliun pada 2024.

Saat ini Indonesia memiliki jumlah utang yang diwariskan dari masa ke masa mencapai Rp7.861,68 triliun. 

Rincian Utang Pemerintah

Nilai utang pemerintah pada akhir Maret 2023 dibandingkan akhir Maret 2022, nilainya naik Rp826,57 triliun dari Rp7.052,5 triliun dengan rasio 40,39% terhadap PDB. Adapun rinciannya sebagai berikut:

  • Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 89,02 persen dengan nilai Rp7.013,58 triliun
    • Utang SBN domestik tercatat sebesar Rp 5.658,77 triliun
    • Utang SBN valuta asing (valas) sebesar Rp 1.354,81 triliun
  • Pinjaman sebesar Rp865,48 triliun
    • Pinjaman luar negeri sebesar Rp844,17 triliun (termasuk pinjaman multilateral, bilateral, dan bank komersial)
    • Pinjaman dalam negeri sebesar Rp21,31 triliun.

Cakupan Bidang Utang

Berdasarkan sektor ekonomi, utang luar negeri pemerintah mencakup antara lain: 

  • jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,1 persen)
  • administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen
  • jasa pendidikan (16,8 persen)
  • konstruksi (14,2 persen) serta
  • jasa keuangan dan asuransi (10,2 persen).

Pembiayaan Utang 2022

Pada tahun 2022, realisasi pembiayaan utang Indonesia lebih rendah dari yang ditargetkan, yakni Rp688,54 triliun rupiah dengan rincian Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp658,82 triliun rupiah dan pinjaman sejumlah Rp29,72 triliun rupiah. Realisasi pinjaman terdiri dari:

  • realisasi penarikan pinjaman dalam negeri sebesar Rp7,10 triliun,
  • realisasi pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri sebesar Rp1,92 triliun, 
  • realisasi penarikan pinjaman luar negeri sebesar Rp103,82 triliun dan 
  • realisasi pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp79,28 triliun.

Pembiayaan Utang 2023

Berdasarkan data dari Kemenkeu, setiap bulannya Indonesia melakukan pembiayaan utang, yakni sebagai berikut:

  • Bulan Januari sejumlah Rp95,62 triliun rupiah
  • Bulan Februari sejumlah Rp91,27 triliun rupiah
  • Bulan Maret sejumlah Rp37,9 triliun rupiah
  • Bulan April sejumlah Rp19,09 triliun rupiah

Hingga kini, Indonesia telah melakukan realisasi pembiayaan utang hingga Rp243,88 triliun rupiah dengan rincian Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp240,02 triliun rupiah dan pinjaman sejumlah Rp3,86 triliun rupiah.

Beban Bunga Terus Bertambah

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa beban bunga utang saja sudah cukup besar yakni mencapai Rp 440 triliun setiap tahunnya. Dia pun memprediksi bahwa tahun depan pada saat pemilu beban bunga utang yang harus dibayar bisa tembus di angka Rp 500 triliun.

Penyebab Utang Membengkak

Bhima menyampaikan bahwa apabila dilihat dari postur utang, salah satu penyebab pembengkakan utang adalah karena 88 persen strukturnya adalah surat berharga. Di mana bunganya relatif tinggi sekitar 6-7 persen.

“Dan Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat suku bunga SBN atau utang pemerintah yang tertinggi di Asia Tenggara bahkan lebih tinggi dari Filipina,” tutur Bhima.

Data Utang Tiap Presiden

Adapun jumlah utang yang dimiliki Indonesia pada setiap masa pemerintahan presiden, yakni:

  • Soekarno: Rp794 miliar
  • Soeharto: Rp551,4 triliun
  • Habibie: Rp938,8 triliun
  • Abdurrahman Wahid: Rp1.271,4 triliun
  • Megawati: Rp1.298 triliun
  • Susilo Bambang Yudhoyono: Rp2.608,8 triliun
  • Jokowi: Rp7.861,68 triliun (Maret 2023)

Utang Jokowi yang Terbesar

Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden menjelaskan, tingginya utang di Indonesia saat ini adalah gabungan antara utang pemerintahan sebelumnya dengan pemerintahan sekarang. Namun, dia menegaskan, utang pemerintah saat ini yakni dalam kepemimpinan Presiden Jokowi adalah yang terbesar.