Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jokowi Akan Tetap Cawe-Cawe

Kamis, 8 Juni 2023 06:00 WIB

Iklan

Jokowi menegaskan akan tetap cawe-cawe meski sebelumnya sempat membantah.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan tetap pada sikapnya, yakni akan cawe-cawe atau ikut campur pada pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 demi keberlanjutan kepemimpinan nasional. Sebelumnya, Jokowi juga mengakui akan ikut cawe-cawe dalam urusan politik Pilpres 2024. Pernyataan itu disampaikan di depan para pemimpin redaksi dan konten kreator dalam pertemuan di Istana Negara, Senin, 29 Mei 2023. 

Sebut Tak Akan Bersikap Netral

Jokowi menegaskan tidak akan bersikap netral dalam Pilpres 2024. Dia mengklaim langkah itu dilakukan untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Jokowi menyatakan keputusan ikut campur dalam urusan pilpres dilakukan untuk negara dan bukan kepentingan praktis. Dia pun menyebut aparatnya tidak akan salah menafsirkan pernyataannya untuk bertindak mendukung salah satu calon.

“Saya harus cawe-cawe,” kata Jokowi ketika berbincang dengan para pemimpin media massa di Istana Merdeka, Senin, 29 Mei 2023. 

Tegaskan Akan Tetap Cawe-Cawe

Jokowi kembali menegaskan sikap cawe-cawe politik yang dilakukannya bertujuan agar Pilpres 2024 berjalan dengan baik, tanpa ada riak-riak yang membahayakan negara. Menurut Jokowi, cawe-cawe merupakan tanggung jawab moral sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional pada tahun 2024.

“Sudah saya sampaikan bahwa cawe-cawe itu menjadi kewajiban moral, menjadi tanggung jawab moral saya sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers Pembukaan Rapat Kerja Nasional III PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023.

Jokowi Sempat Membantah

Setelah pertemuan dengan sejumlah ketua parpol di Istana Negara, Jokowi dituding ikut campur dalam urusan penentuan calon presiden dan calon wakil presiden dari partai-partai pendukungnya. Namun demikian, Jokowi justru menampik dan mengatakan langkahnya mengundang ketua umum partai koalisi di Istana Merdeka bukan merupakan bentuk cawe-cawe politik.

“Cawe-cawe? Bukan cawe-cawe. Itu diskusi kok cawe-cawe. Diskusi, saya ini kan ya pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe," kata Jokowi di sela kegiatannya mengunjungi pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Kamis, 4 Mei 2023.

Analis Politik Sebut Pemerintah Seharusnya Netral

Analis Politik, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan sedianya pernyataan campur tangan Jokowi tidak lazim dilontarkan dalam negara demokratis, kendati dibungkus alasan ‘demi bangsa dan negara’. Pangi menilai pemerintahan yang seharusnya netral dalam memfasilitasi pemilihan dan menjamin proses demokratis menjadi terlihat tidak objektif. 

“Hal ini dapat merusak integritas lembaga negara, menciptakan kesan bahwa keputusan politik dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau partisan,” kata Pangi dalam keterangannya, Jumat, 2 Juni 2023.

Demokrat Minta Jokowi Tak Ikut Cawe-Cawe

Demokrat meminta Jokowi tidak ikut campur alias cawe-cawe dalam urusan politik 2024. Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan menilai istilah cawe-cawe memiliki konotasi negatif.

"Partai Demokrat melihat bahwa cawe-cawe itu konotasinya negatif. Jadi, sebaiknya sebagai Presiden RI, presiden kita, presiden dari rakyat Indonesia yang begitu banyak jumlahnya, sebaiknya betul-betul tidak cawe-cawe lah dalam hal ini, karena cawe-cawe sudah banyak diartikan juga negatif," ujar Syarief di gedung DPR, Senayan, Rabu, 7 Juni 2023.

PKS Sebut Tak Baik untuk Demokrasi

Sekjen PKS, Aboe Bakar Al Habsyi, menilai pernyataan Jokowi akan cawe-cawe di Pilpres 2024 tidak baik untuk demokrasi. Dia mengatakan saat menjelang pemilu kemudian Jokowi menyatakan mau cawe-cawe akhirnya memiliki konteks berbeda. 

"Hal ini kurang bagus untuk iklim demokrasi karena banyak kekhawatiran masyarakat cawe-cawe ini pertanda kekuasaan presiden akan digunakan dalam politik praktis dalam mendukung salah satu calon presiden tertentu," kata Aboe.

Pakar Nilai Jokowi Belum Dewasa 

Pakar hukum tata negara Universitas Andalas, Feri Amsari, menegaskan bahwa presiden tidak seharusnya ikut campur atau membantu calon pilihannya dalam pemilu berikutnya di mana ia sudah tak ambil bagian sebagai kandidat. Feri menilai mantan presiden mestinya sudah berpikir menjadi negarawan yang merangkul semua kalangan. Bukan membangun keterbelahan yang lebih serius dibandingkan pemilu sebelumnya.

"Bagi saya, Presiden Joko Widodo terlihat belum dewasa selama dua periode kepemimpinannya, dan malah meruntuhkan dia sebagai kandidat negarawan ke depannya sebagai seorang mantan presiden," kata Feri.