Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemendikbudristek Hapus IPA, IPS, dan Bahasa

Selasa, 23 Juli 2024 07:00 WIB

Iklan

Kemendikbudristek akan menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA. Kebijakan ini berpotensi membuat guru kekurangan jam mengajar.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mengumumkan akan menghapus jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kenapa dihapus? 

Menurut Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, alasan peniadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA ini dilakukan agar para siswa dapat fokus untuk mempelajari mata pelajaran yang sesuai dengan minat serta referensi studi lanjut dan kariernya.

“Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut,” kata Anindito.

Sistem yang baru

Dalam Kurikulum Merdeka, pemilihan mata pelajaran sudah mulai diarahkan sejak kelas X sesuai dengan minat dan bakat siswa. Siswa akan memilih kelompok mata pelajaran pilihan di kelas XI dan XII dengan panduan dari guru Bimbingan Konseling. Guru Bimbingan Konseling memegang peranan penting dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat siswa bersama dengan wali kelas dan guru lainnya.

Kekhawatiran nasib guru

Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengkhawatirkan nasib guru atas perubahan sistem ini. Kebijakan ini berpotensi membuat guru akan kekurangan jam mengajar. Sebabnya, siswa cenderung memilih mata pelajaran sesuai minatnya, sehingga nantinya bakal ada mata pelajaran yang dihindari.

“Boleh jadi ketika siswa memilih, dibebaskan memilih. Maka guru-guru tersebut tidak akan mendapatkan jam mengajar,” tuturnya

Potensi memberatkan pelajar juga

Psikolog Pendidikan Tantri Rahmawati mengatakan Kemendikbudristek juga perlu mengantisipasi potensi minat dan bakat siswa usai menghapus jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA. Kurangnya pemahaman peserta didik sejak kelas 1 SMA dapat menjadi kendala bagi mereka.

“Mereka akan mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan belajar, dan kesulitan menentukan program studi kuliah di masa datang. Sehingga banyak yang tidak bisa sukses menembus Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB),” ucapnya kepada Tempo lewat pesan WhatsApp, Ahad, 21 Juli 2024. Tantri khawatir siswa-siswi hanya memilih mata pelajaran hanya berdasarkan ikut-ikutan teman.

KRISNA PRADIPTA | SUMBER DIOLAH TEMPO