Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Empat Tokoh Yang Baru Dianugerahi Gelar Pahlawan

Jumat, 12 November 2021 18:30 WIB

Iklan

Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan nasional kepada empat tokoh dalam upacara yang dilaksanakan di Istana Negara, 10 November 2021.

Pemberian gelar oleh Jokowi kepada empat tokoh dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa yang ditetapkan Jokowi pada 25 Oktober 2021. Ini profil keempat tokoh tersebut:

Usmar Ismail

Kelahiran: Bukittinggi, 20 Maret 1921
Meninggal: 2 Januari 1971 karena sakit

Usmar Ismail dikenal dengan sebutan bapak perfilman Indonesia. Ia merupakan sutradara film berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi) yang diproduksi tahun 1950. Film ini menjadi film pertama yang secara resmi diproduksi Indonesia sebagai negara berdaulat.

Sebelumnya, untuk mengenang jasanya, pemerintah juga mengabadikan sebuah Gedung perfilman yang diberi nama Pusat Perfilman Usmar Ismail di Kuningan, Jakarta Selatan. Hari pertama syuting film Darah dan Doa juga ditandai sebagai hari film nasional.

Raden Aria Wangsakara 

Kelahiran: sekitar 1024 H atau 1615 M
Meninggal: gugur dalam konflik dengan VOC pada 1720 di Ciledug

Raden Aria Wangsakara merupakan pendiri Kota Tangerang. Ia mendapat gelar Pahlawan Nasional bersama dengan tiga tokoh lainnya, yakni Tombolotutu, pejuang kemerdekaan asal Parigi Moutong; Sultan Aji Muhammad Idris, Sultan ke-14 Kesultanan Kutai Kartanegara; dan Usmar Ismail, maestro film asal DKI. Seperti tiga tokoh tersebut, Raden Aria Wangsakara memiliki kontribusi yang luar biasa pada sejarah bangsa.

Sultan Aji Muhammad Idris 

Kelahiran: Jembayan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 1667
Meninggal: 1739 di medan laga

Sultan A.M Idris dikenal sebagai pejuang sekaligus Sultan Ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dia merupakan sultan pertama yang memiliki nama bernuansa Islam setelah masuknya penyebaran agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke-17. 

Ada banyak versi sejarah tentang cerita akhir hidup Sultan Aji Muhammad Idris. Ada versi yang menyebut Idris meninggal dalam pertempuran di Wajo. Salah satu versi sejarah menyebut Idris terluka dalam peperangan dan meninggal dunia saat dirawat. Versi lainnya menyebut Idris dibunuh dalam kudeta di Kutai Kartanegara pascaperang di Kerajaan Wajo.

Tombolotutu 

Kelahiran: Moutong, Sulawesi Tengah, pada tahun 1857
Meninggal: 17 Februari 1901

Tombolotutu merupakan raja di Kabupaten Parigi, Moutong, Sulawesi Tengah. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang menentang penindasan Belanda di Moutong. la menolak menandatangani “Lang Contract” sebuah perjanjian yang diajukan Belanda karena dinilai merugikan masyarakat.

INGE KLARA SAFITRI | SUMBER DIOLAH TEMPO



Grafis Terkait

    Grafis terkait tidak ada