Mengenal Centaurus, Omicron BA.2.75, Subvarian Baru Asal India
Oleh
Minggu, 24 Juli 2022 05:00 WIB

Di tengah tingginya kasus di sejumlah negara akibat Omicron BA.4 dan BA.5, kini ditemukan lagi subvarian baru yang dikenal dengan sebutan Centaurus.
Di tengah masih tingginya kasus di sejumlah negara akibat Omicron BA.4 dan BA.5, kini ditemukan lagi subvarian baru, yakni BA.2.75. Subvarian coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang dijuluki “Centaurus” ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Juni lalu. Varian ini juga menyebabkan kembali meningkatnya jumlah kasus di India.
Fakta-fakta varian BA.2.75:
Asal mula BA.2.75
Varian ini merupakan generasi kedua dari varian BA.2. Sebelumnya, varian BA.2 menyebabkan gelombang baru kasus Covid-19 di Inggris pada akhir Maret 2022.
Menyebar ke negara lain
Dalam waktu seminggu sejak pertama kali diidentifikasi, varian ini diketahui telah ditemukan pula di Australia, Kanada, Jepang, Jerman, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat.
Dalam pantauan
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pihaknya tengah memantau subvarian baru ini. Menurut Tedros, munculnya subvarian baru disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya menurunnya upaya pengujian di berbagai negara terhadap perkembangan virus corona.
Selain itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya sebagai “varian dalam pemantauan” pada 7 Juli lalu. Artinya, ada beberapa indikasi bahwa subvarian itu bisa lebih menular atau terkait dengan penyakit yang lebih parah, tetapi buktinya lemah atau belum dinilai.
Pendapat Epidemiolog
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengaku belum bisa mengatakan seperti apa potensi keparahan yang disebabkan BA.2.75. Namun, potensi virus untuk mudah menginfeksi setidaknya sama dengan BA.4 dan BA.5. Hal itu dilihat dari kemampuan virus menghindar atau luput dari deteksi antibodi (immune escape).
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO | DESAIN IMAM RIYADI