Wacana kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi, khususnya Pertalite, makin kencang berembus.
Sinyal Kuat Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Wacana kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi, khususnya Pertalite, makin kencang berembus. Apalagi kuota Pertalite diperkirakan tak akan bertahan hingga akhir tahun.
Tahun ini, belanja subsidi energi memang mengalami peningkatan signifikan seiring dengan melonjaknya harga minyak mentah dunia. Asumsi Indonesian Crude Price (ICP) dalam APBN 2022 telah diubah menjadi US$ 100 per barrel, dari semula hanya US$ 63 per barrel.
Konsumsi BBM Bersubsidi
Kuota Pertalite tahun ini: 23 juta kilo liter
Konsumsi hingga Juli: 16,8 juta kilo liter
Sisa kuota: 6,2 juta kilo liter
Kuota Solar bersubsidi tahun ini: 14,91 juta kilo liter
Konsumsi hingga Juli: 9,9 juta kilo liter
Sisa kuota: 5,01 juta kilo liter
Sehingga untuk menambah kedua kuota bbm bersubsidi itu pemerintah perlu mengeluarkan dana senilai Rp 502,4 triliun
Perbandingan Harga*
Pertalite (RON 90) saat ini: Rp 7.660 per liter
Pertalite sebelum subsidi: Rp 13.150 per liter
Solar saat ini: Rp 5.150 per liter
Solar sebelum subsidi: Rp 18.150 per liter
Pertamax (RON 92) saat ini: Rp 12.500 per liter
Pertamax sesungguhnya: Rp 15.150 per liter
*) data Juli-Agustus 2022
Jawaban Jokowi
Pemerintah belum memberi informasi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakam pemerintah memberikan subsidi BBM dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN merupakan upaya menjaga stabilitas harga energi dan pangan.
“Peran APBN dalam menjaga stabilitas harga energi dan pangan. Konsekuensinya, anggaran subsidi dan kompensasi energi pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp 502 triliun,” kata Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat pidato pengantar RAPBN 2023 dan nota keuangannya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO | DESAIN IMAM RIYADI