Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Sesar Cimandiri yang Sebabkan Gempa Cianjur

Kamis, 24 November 2022 07:00 WIB

Iklan

Sesar Cimandiri yang sebabkan gempa Cianjur adalah sesar atau patahan geser aktif yang memanjang di wilayah Jawa Barat.

Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 21 November 2022. Hingga 22 November pagi, setidaknya ada 125 kali gempa susulan di Cianjur. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, berdasarkan analisis dari lokal episenter dan kedalaman hiposenter, gempa Cianjur merupakan jenis gempa dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri.

Apa itu sesar Cimandiri?

Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer. Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Segmen Sesar Cimandiri:

  • Pelabuhan Ratu (Banten)-Citarik (Sukabumi)
  • Citarik­ Cadasmalang (Sukabumi)
  • Ciceureum-Cirampo (Sukabumi)
  • Cirampo-Pangleseran (Sukabumi)
  • Pangleseran (Sukabumi)-Cibeber (Cianjur)
  • beberapa segmen Cibeber sampai Padalarang (Kab. Bandung Barat)

Gempa besar akibat sesar Cimandiri

1900 - Pelabuhan Ratu 

1910 - gempa bumi Padalarang 

1948 - gempa bumi Conggeang

1972 - gempa bumi Tanjungsari

1973 - gempa bumi Cibadak 

1982 - gempa bumi Gandasoli 

2001 - gempa bumi Sukabumi

Dangkal dan Merusak

Daryono menjelaskan, Karakteristik gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake dengan kekuatan magnitudo 4-5 bisa merusak secara signifikan.

“Karena gempanya rata-rata dangkal ya, bisa kurang dari 10 kilometer, bisa kurang dari 15 kilometer, dan itu tidak butuh kekuatan besar misalnya di atas (magnitudo) 7, tapi kekuatan (magnitudo) 4, 5, 6 itu bisa timbulkan kerusakan yang signifikan,” ujar Daryono.

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO




Grafis Terkait