Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inovasi Wolbachia Demi Menekan Kasus DBD

Jumat, 1 Desember 2023 18:49 WIB

Iklan

Intervensi bakteri Wolbachia merupakan inovasi baru dalam penekanan laju kasus demam berdarah dengue (DBD).

Intervensi bakteri Wolbachia merupakan inovasi baru dalam penekanan laju kasus demam berdarah dengue (DBD). Kementerian Kesehatan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia dan merencanakan uji coba di Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang. 

Sekilas tentang Bakteri Wolbachia

  • Bakteri alami dan tidak dibuat oleh manusia.
  • Dapat ditemukan di 50% dari semua spesies serangga.
  • Aman untuk manusia, binatang, dan alam.
  • Tidak mempengaruhi populasi nyamuk.

Rekomendasi WHO

Inovasi nyamuk Wolbachia telah melalui proses penelitian panjang di Indonesia, sejak 2011, mulai dari uji perangkap nyamuk di rumah warga hingga memperoleh rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Wolbachia terdapat dalam tubuh enam dari 10 jenis serangga di dunia, termasuk kupu-kupu, lalat buah, dan lebah. 

Wolbachia mampu menekan penularan dengue

Wolbachia dianggap mampu membendung penularan virus dengue karena memiliki kemampuan berkompetisi makanan antara virus dan bakteri di dalam sel nyamuk. Dengan sedikitnya makanan yang bisa menghidupi maka virus dengue tidak dapat berkembang biak. 

Transmisi Wolbachia pada Aedes Aegypti

Ada tiga transmisi Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti:

  1. Saat nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina ber-Wolbachia sehingga penetasan telur menghasilkan nyamuk ber-Wolbachia. 
  2. Nyamuk jantan tak ber-Wolbachia kawin dengan betina ber-Wolbachia sehingga tetasan telur menghasilkan nyamuk ber-Wolbachia. 
  3. Saat nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan betina tidak ber-Wolbachia sehingga telur tidak akan menetas.

Pertama kali diuji di Yogyakarta

Intervensi nyamuk Wolbachia ini sebelumnya diuji di Yogyakarta pada 2011 dengan kerjasama antara Universitas Gadjah Mada dan World Mosquito Program. Lebih dari 1,5 juta orang hidup di wilayah yang sudah mendapatkan persebaran nyamuk Wolbachia. Hasil dari kerjasama ini mampu menekan 77% dari kasus DBD di daerah itu. 

________________________________

Data Kasus DBD setiap tahun:

2023*: 76,449

2022: 143.300 

2021: 73.518

2020: 103.509 

Data pasien DBD yang meninggal:

2023*: 571

2022: 1.236

2021: 705

2020: 725

*) Periode Januari-November 2023

Sumber: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI

KRISNA PRADIPTA | SUMBER DIOLAH TEMPO




Grafis Terkait

    Grafis terkait tidak ada