Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Jenis Gas Air Mata, Dampak dan Cara Mengatasi Efeknya

Kamis, 20 Oktober 2022 06:00 WIB

Iklan

Brimob polri memiliki tiga jenis gas air mata yang biasa digunakan. Simak warna-warna, dampak, dan cara mengatasinya.

Penggunaan gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan masih menjadi polemik. Secara aturan, penggunaan gas air mata di stadion jelas melanggar aturan FIFA. Apalagi belakangan polisi mengakui bahwa gas air mata yang digunakan pada malam nahas itu telah kadaluarsa.

Berikut penjelasan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo soal jenis gas air mata yang dimiliki Brimob.

Tabung Hijau 
Gas air mata tabung berwarna hijau merupakan yang paling ringan ketimbang biru dan merah. Jika ditembakkan, gas air mata hijau bakal mengeluarkan suara. Selain itu, warna hijau juga hanya berupa smoke ledakan berisi asap putih. “Yang pertama berupa smoke ini hanya ledakan berisi asap putih (hijau),” kata Dedi. 

Tabung Biru 
Apabila gas air mata jenis hijau memiliki sifat ringan, sementara gas air mata tabung warna biru bersifat sedang. Menurut Dedi, usaha mengurai massa untuk klaster dengan jumlah kecil, maka gas air mata jenis ini cocok digunakan. 

Tabung Merah 
Kemudian gas air mata milik Brimob yang ketiga, yakni memiliki ciri tabung yang berwarna merah. Diketahui, ini adalah jenis peluru gas air mata yang paling besar efeknya. “Dan yang merah adalah untuk mengurai masa dalam jumlah yang cukup besar,” ujar Dedi.

Bisa Berdampak Fatal
Meski dianggap tidak mematikan oleh Polri, namun menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto gas air mata bisa berdampak fatal bahkan kematian. Kondisi berbahaya, kata Agus, dapat muncul saat gas air mata terhirup dengan konsentrasi tinggi. Pun dalam ruangan padat atau ruangan berventilasi buruk. 

“Risiko kematian dilaporkan terjadi pada beberapa kasus akibat terjadinya gagal pernapasan dan respiratory distress,” kata Agus Dwi Susanto.

Gejala yang dialami:

  • Gangguan mata
    • Mata berair
    • Gatal
    • Panas seperti terbakar
    • Penglihatan kabur
  • Gangguan pernapasan
    • Kesulitan bernapas
    • Batuk
    • Mual
    • Muntah
  • Gangguan pada kulit
    • Terasa seperti terbakar
    • Kulit ruam
    • Gatal

Cara menghilangkan efek kimia gas air mata:

  • Membilas mata dengan air bersih
  • Membersihkan tubuh dengan mandi
  • Mencuci benda yang terkena gas

INGE KLARA | SUMBER: DIOLAH TEMPO