Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

54 Jembatan Gantung Telah Dibangun di Banten

Jumat, 13 Oktober 2023 17:47 WIB

Iklan

Banten merupakan salah satu provinsi pertama yang menjadi lokasi pembangunan jembatan gantung

INFO NASIONAL – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuat Langkah terobosan infrastruktur dengan membangun jembatan gantung. Semenjak tahun 2015 hingga saat ini, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten menyebutkan sudah 54 jembatan gantung yang terbangun dan tersebar di beberapa Kabupaten.

Banten merupakan salah satu provinsi pertama yang menjadi lokasi pembangunan hasil program direktif Presiden Joko Widodo. Tepatnya tahun 2015, jejak digital menceritakan sejarah infrastruktur dasar Kabupaten Lebak yang memprihatinkan yaitu anak sekolah menyusuri jembatan gantung dengan kondisi yang sangat membahayakan. Foto tersebut viral setelah media massa nasional bahkan internasional mengangkatnya dan menyebutnya sebagai jembatan Indiana Jones.

Presiden lalu memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono untuk menangani masalah jembatan gantung.  Dalam satu podcast Bincang Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga, Kepala BPJN Banten Wahyu Supriyo Winurseto mengatakan, ini merupakan suatu terobosan yang bermanfaat dan berguna. Diketahui, berkat cerita di Lebak itu ditemukan banyak daerah yang sangat membutuhkan jembatan gantung baik untuk keperluan sekolah dan menjajakan hasil buminya. Ternyata banyak daerah terisolir yang membutuhkannya.

“Di tahun 2015, Banten mendapatkan 10 jembatan gantung yang langsung dibangun dengan bentang yang variatif mulai dari 50 hingga 132 m di beberapa Kabupaten, dan salah satu jembatan gantung yang cukup banyak di Indonesia. Ada 54 jembatan gantung yang ada di Provinsi Banten,” kata Wahyu.

Jembatan gantung yang telah dibangun tahun 2015 di antaranya Cisimeut, Bojong Apus, Cidikit, Cigeulis, Kolelet, dan sebagainya. Jembatan Gantung dibangun hanya untuk pejalan kaki, motor roda dua atau sepeda.

Pembangunan Jembatan Gantung juga dibutuhkan bagi masyarakat yang terisolir akibat banjir. Apabila tidak ada Jembatan Gantung jarak tempuh untuk ke sekolah 3-4 Km, kemudian untuk menjajakan hasil bumi juga harus mengitari jalan yang cukup jauh, sehingga adanya Jembatan Gantung ini dapat memangkas jarak tempuh, waktu, dan biaya transportasi.

Secara umum, untuk menuju Jembatan Gantung harus berjalan kaki karena terletak di daerah-daerah terpencil. Sehingga inovasi yang digunakan dalam pembangunan jembatan berupa struktur yang lebih ringan namun kuat. Selain itu, secara desain lebih ringkas dan juga menggunakan produk dalam negeri. 

Untuk tahun 2023, terdapat Jembatan Gantung yang masih dalam tahap pembangunan di wilayah Banten. “Saat ini ada Jembatan Gantung Bebojong yang progres pembangunannya 80 persen. Ini jembatan yang sebelumnya jembatan swadaya masyarakat tapi itu runtuh akibat banjir sehingga terdapat permintaan dari Pemda untuk bantuan Jembatan Gantung,” ujar Wahyu.

Sementara itu, khusus jembatan bambu untuk masyarakat Baduy, BPJN Banten melalui Program Padat Karya telah membangun enam Jembatan Bambu untuk masyarakat Baduy dengan bentang yang variatif mulai dari 14-26 meter. Berbeda dengan pembangunan jembatan gantung lainnya, pembangunan jembatan bambu di Baduy harus memperhatikan kearifan lokal mulai dari material harus dari bahan alami seperti bambu, ijuk, dan akar-akaran. Sedangkan pekerjaan dikoordinir langsung oleh Tetua Kampung Baduy Dalam. 

“Kita hanya membantu dari sisi upah tenaganya, tetapi untuk pelaksanaannya, pembangunannya semua dilakukan oleh warga Baduy,” kata Wahyu.

Baduy merupakan salah satu kekayaan budaya di Indonesia yang harus dijaga kelestariannya. Segala adat istiadat yang terdapat di Baduy harus dihormati termasuk dalam proses pembangunan. Salah satunya adalah pada pembangunan jembatan. Suku Baduy menjaga diri dari pengaruh dunia luar dan secara ketat menjaga cara hidup tradisional. (*)