Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden AS Joe Biden Diam-diam Kunjungi Volodymyr Zelensky di Ukraina, Cina Rencanakan ke Rusia

Selasa, 21 Februari 2023 15:30 WIB

Iklan

Presiden AS Joe Biden tiba di Kyiv untuk bertemu Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky, Senin 20 Desember 2023. Abang Sam menjanjikan sesuatu.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Senin 20 Desember 2023. Biden mengatakan dia berada di Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Zelensky menyambut gembira kunjungan Biden itu. “Kunjungan Anda adalah tanda dukungan yang sangat penting bagi semua warga Ukraina,” kata Zelensky.

Kunjungan pertama pascainvasi
Ini merupakan kunjungan perdana Biden ke Ukraina sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke negara tetangga itu pada 24 Februari 2022.

Janjikan bantuan militer
Joe Biden menjanjikan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun. Paket bantuan militer akan mencakup amunisi artileri, sistem anti-lapis baja, dan radar pengawasan udara untuk membantu melindungi rakyat Ukraina dari pengeboman udara.

Diplomat Cina akan Datangi Rusia
Diplomat top Cina, Wang Yi akan mengunjungi Rusia pekan ini. Kunjungan dilakukan hanya selang beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin, 20 Februari 2023 di Kyiv. 

Cina bantah memasok senjata ke Rusia
Wang tegas membantah tudingan AS bahwa Cina akan memasok senjata ke Rusia. Sebaliknya Cina menuduh AS sengaja memperpanjang perang karena produsen senjatanya mendapat untung besar dari penjualan. 

“Beberapa negara adidaya mungkin tidak ingin melihat pembicaraan damai terwujud. Mereka tidak peduli dengan hidup dan mati orang Ukraina, atau kerugian di Eropa. Mereka mungkin memiliki tujuan strategis yang lebih besar dari Ukraina sendiri. Peperangan ini tidak boleh dilanjutkan,” kata Wang.

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO