Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Greenflation

Kamis, 25 Januari 2024 12:15 WIB

Iklan

Fenomena Greenflation yang dipertanyakan Gibran.

Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menggunakan terminologi teknis greenflation saat berdebat dengan Mahfud MD dalam debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu, 21 Januari 2024. Berikut penjelasan mengenai greenflation.

Apa itu greenflation?

Greenflation, atau green inflation, adalah fenomena kenaikan harga yang menjadi konsekuensi yang tidak diinginkan dalam transisi energi menjadi energi hijau. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh harga mahal dari transisi energi terbarukan yang akhirnya dibebankan pada konsumen. 

Pertanyaan Gibran mengenai greenflation

Gibran bertanya kepada Mahfud MD soal bagaimana mengantisipasi greenflation. Putra sulung Presiden Jokowi itu mengatakan demo rompi kuning di Perancis merupakan contoh bahwa fenomena itu berbahaya dan harus diantisipasi agar tidak terjadi di Indonesia.  “Intinya transisi menuju ekonomi hijau harus super hati-hati. Jangan sampai bebankan R and D, proses yang mahal, ke rakyat,” kata Gibran. 

Tidak selalu menimbulkan inflasi

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan, menyatakan bahwa transisi energi tidak selalu menimbulkan greenflation. Mengacu dengan salah satu kajian dari European Bank, Deni mengatakan bahwa transisi energi justru bisa menimbulkan deflasi atau penurunan harga jika pemerintah memberikan subsidi atau kebijakan yang tepat.

Greenflation tidak perlu ditakuti 

Pengamat transisi energi Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa juga mengatakan bahwa greenflation bukan hal yang harus dilebih-lebihkan. Sebab, inflasi selalu terjadi dan sudah tugas pemerintah untuk mengatasi inflasi. “Karena di mana-mana tugas pemerintah itu mengendalikan harga,” tutur Fabby. 

Strategi meredam greenflation

Peneliti CSIS lainnya, Dandy Rafritandi juga mengatakan bahwa menerapkan tarif impor yang lebih murah untuk barang-barang ramah lingkungan merupakan salah satu strategi yang dapat meredam greenflation. Deni Friawan juga memberikan contoh tentang pajak untuk mobil hybrid. Menurutnya, mobil hybrid di Indonesia masih mahal. “Pajaknya double. Jadi mahal. Kalau kebijakannya seperti itu ya pasti inflasi,” kata Deni. 

Belum ada di Indonesia

Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha menyebut fenomena itu belum menjadi isu yang bakal dirasakan Indonesia. Gibran mengaitkan isu ini dengan kasus demo rompi kuning di Perancis yang menurut Dhenny tidak relevan di Indonesia.  Menurut Dhenny, demo itu terjadi karena Perancis tidak mampu langsung bertransisi ke energi hijau. 

"Di Perancis kan mereka tidak punya banyak sumber yang cukup untuk beralih ke energi baru terbarukan, sehingga pendanaan (untuk transisi energi) perlu ditingkatkan dan sangat elastis ketika ada perubahan harga," kata Dhenny dalam diskusi Tanggapan Indef atas Debat Keempat yang digelar virtual pada Senin, 22 Januari 2024.

KRISNA PRADIPTA| SUMBER DIOLAH TEMPO