Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Keganasan dan Panduan Mencegah Penularan Virus Marburg yang Mirip Ebola

Jumat, 13 Agustus 2021 19:03 WIB

Iklan

Sebuah virus yang lama tak terdengar kembali merebak di tengah wabah Covid-19. Virus Marburg kembali muncul dengan keganasan yang mirip Ebola.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usia dua tahun, virus lain terdeteksi menyebar di Republik Guinea, Afrika Barat. Virus tersebut disebut Marburg

Dalam pernyataan resminya, Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) menyatakan, Marburg mirip dengan Ebola. Sedangkan Ebola sendiri merupakan salah satu virus yang mematikan dan telah menelan banyak korban.

Simak penjelasan terkait virus Marburg yang dihimpun Tempo berikut:

Bukan virus baru
Virus Marburg telah ada sejak 1967an. Virus ini pertama kali diketahui menyerang pekerja laboratorium di Jerman yang telah melakukan kontak dengan seekor monyet hijau yang dibawa dari Uganda. Monyet ini diduga menjadi inang virus tersebut.

Dikenal berbahaya
Virus ini merupakan patogen yang sangat berbahaya, bagian dari filovirus atau yang juga dikenal dengan Ebola. 

Menular dari hewan
Inang atau reservoir virus ini adalah kelelawar buah yang banyak tersebar di daratan Afrika. Melalui hewan inilah virus bisa menyerang dan menyebar ke mamalia seperti monyet bahkan manusia. WHO mencatat, penyebaran virus ini bisa jadi bermula karena pembantaian terhadap kelelawar dengan alasan konsumsi.

Menular antar manusia
Virus ini akan menular melalui cairan tubuh manusia atau darah. Butuh dua hingga 21 hari bagi virus ini untuk mulai menunjukkan gejala paparannya di tubuh manusia. 

Gejala penularan pada manusia
Gejala virus ini sulit dibedakan dengan penyakit lainnya seperti tipus atau malaria.

  • Demam tinggi yang tiba-tiba
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri otot
  • Muntah hingga diare
  • Lazim tejadi pendarahan di hari kelima hingga ketujuh. Pendarahan dimulai dari muntah darah, kotoran berdarah, hidung berdarah, gusi berdarah bahkan vagina berdarah.

Menyebabkan kematian
Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara delapan dan sembilan hari setelah gejala awal muncul.

Belum ada vaksin
hingga saat ini belum ada vaksin atau perawatan antivirus untuk penyakit yang sangat berbahaya ini. Meski begitu, rehidrasi dengan teknik oral atau intravena bisa meningkatkan kelangsungan hidup pasien dan penggunaan eksperimental obat antibodi monoklonal juga disebut bisa membantu pasien menghadapi ini.


Panduan mencegah penularan virus Marburg menurut WHO:

  1. Mengurangi risiko penularan dari manusia ke manusia di masyarakat yang timbul dari kontak langsung atau dekat dengan pasien yang terinfeksi, terutama dengan cairan tubuh mereka.
  2. Kontak fisik yang dekat dengan pasien Marburg harus dihindari. Sarung tangan dan alat pelindung diri yang sesuai harus dipakai saat merawat pasien yang sakit di rumah.
  3. Mencuci tangan secara teratur harus dilakukan setelah mengunjungi kerabat yang sakit di rumah sakit, serta setelah merawat pasien yang sakit di rumah.
  4. Langkah-langkah penanganan wabah termasuk penguburan yang cepat, aman dan bermartabat.
  5. Mengidentifikasi orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Marburg dan memantau kesehatan mereka selama 21 hari
  6. Memisahkan yang sehat dari yang sakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan memberikan perawatan kepada pasien yang dikonfirmasi dan menjaga kebersihan yang baik dan lingkungan yang bersih perlu diperhatikan.
  7. Semua produk hewani (darah dan daging) harus dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi.

INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO