Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Cara Garuda Indonesia Memulihkan Kesehatan Keuangan

Kamis, 19 Agustus 2021 12:15 WIB

Iklan

Utang Garuda Indonesia terus menggunung hingga puluhan triliun di 2021. Begini upaya yang dilakukan Garuda untuk memulihkan finansial perseroan.

Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk diperkirakan masih akan terus memburuk hingga akhir 2021. Tahun ini, utang Garuda sudah menumpuk hingga Rp 70 triliun dan terus bertambah Rp 1 triliun setiap bulan.

Sementara sepanjang tahun 2020, Garuda Indonesia mencatatkan kenaikan utang hingga 229 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Utang perusahaan naik dari US$ 3,8 miliar (Rp 54,6 triliun) pada Desember 2019 menjadi US$ 12,73 miliar (Rp 183 triliun) pada akhir 2020.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan telah melakukan berbagai upaya memulihkan kesehatan keuangan. “Kami sudah mulai efisiensi sejak tahun lalu,” ujar Irfan, 14 Agustus 2021.

Efisiensi tenaga kerja
Garuda sudah melakukan efisiensi tenaga kerja melalui program pensiun dini sejak tahun lalu untuk menekan biaya operasional. Perseroan membuka pendaftaran pada 19 Mei hingga 19 Juni bagi seluruh karyawan yang bersedia. Tawaran ini berlaku bagi seluruh karyawan tanpa batas usia dan masa minimum kerja aktif. Hingga saat ini sekitar 1.100 karyawan mendaftar dalam program tersebut.

Mengurangi jumlah direksi dan komisaris
Rapat umum pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan jumlah direksi dan komisaris masing-masing berkurang dua. Sehingga, saat ini tak ada lagi jabatan Wakil Direktur Utama serta Direktur Niaga dan Kargo. Pemangkasan jumlah direksi dan komisaris ini menjadi bagian dari upaya untuk mempersiapkan organisasi yang lebih lincah, fokus, dan bisa beradaptasi dengan  kondisi pandemi Covid-19.

Renegosiasi sewa pesawat
Dari total 142 armada yang dimiliki perseroan, hanya 41 unit yang mengudara saat pandemi. Pesawat-pesawat yang tidak mengudara membawa kerugian. Sehingga, baru-baru ini Garuda mengembalikan sembilan pesawat Boeing 737-800 NG dari perusahaan lessor Aercap Ireland Limited. Armada itu diterbangkan menuju Alice Springs, Australia.

Mengandalkan bisnis Kargo
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan masih mengandalkan bisnis kargo untuk mendorong pendapatan. Dia menyebut tren penerbangan kargo terus meningkat selama pandemic Covid-19, khususnya untuk rute internasional.